Laman ini berisi kumpulan macam-macam berita, yang diambil dari koran di Indonesia. Karena isi-nya bermacam-macam berita, jadi nggak fokus ke satu hal saja. Bisa berita kriminal, ekonomi atau lain sebagainya.

ReadBud

Minggu, 06 Januari 2013

Bocah 11 Tahun Korban Pelecehan Seksual Akhirnya Meninggal Dunia

Bocah berusia 11 tahun yang menjadi korban pelecehan seksual akhirnya meninggal dunia setelah di rawat di Rumah Sakit Persahabatan di Rawamangun, Jakarta Barat pada Minggu pagi (6/1/2013). Korban berinisial RI merupakan siswa kelas V SDN 22 Pulo Gebang, Jakarta Timur. “Kondisinya semakin buruk dan kami tidak bisa menyelamatkannya,” kata Ketua Komite Medis RS Persahabatan, M Iqbal.

Menurut Iqbal, kondisi bocah kelas 5 SD yang koma sejak 29 Desember tahun lalu terus memburuk. Sebelum meninggal, bocah tersebut diperkirakan kesempatan bertahan hidupnya hanya 50 persen. Kondisi ini diperparah karena dia juga menderita ensefalitis. Polisi telah menemukan kesulitan untuk menyelidiki kasus tersebut karena kurangnya bukti dan informasi tentang siapa pelaku pelecehan seksual tersebut. 

Ibu bocah itu mengatakan bahwa putrinya telah mengalami perdarahan dari alat kelaminnya selama dua bulan terakhir, tetapi menolak untuk mengungkapkan apa yang telah terjadi. Dia juga mengatakan bahwa teman-teman sekelas putrinya telah mengatakan kepadanya bahwa seorang guru di sekolahnya di Pulo Gebang sering bertindak tidak sesuai terhadap siswa, termasuk putrinya.

RI, adalah puteri bungsu dari enam bersaudara pasangan suami istri A (50) dan L (54). Mereka tinggal di lapak pemulung di Cakung, Jakarta Timur.

Kondisi bocah yang duduk di kelas 5 SD itu dua bulan terakhir menurun drastis hingga ia kejang dan mengalami penurunan suhu tubuh. Pada 29 Desember 2012 lalu, kondisi RI semakin menurun hingga akhirnya ia dibawa ke Intensive Care Unit (ICU) RSUPP.

Saat dokter melakukan penanganan penanganan pertama, ditemukan luka lama tak tertangani pada area kemaluan bocah malang tersebut.

"Pas anak saya masuk dan diperiksa, katanya ada yang melakuin. Anak ibu sudah enggak suci lagi, gitu katanya," ujar ibunda saat memberikan testimoni kepada sejumlah wartawan di RS Persahabatan, Kamis (3/1/2013) siang.


                                          (Ilustrasi, Republika.co.id)

Sumber : www.transberita.com, www.bangka.tribunnews.com

Senin, 21 Maret 2011

Afghan Tetap Konser di Tanah Air Meski Kuliah di Malaysia

Pekanbaru (ANTARA News) - Penyanyi pop Afghan mengaku tak bisa lepas dari musik meski kini mulai sibuk dengan rutinitas sebagai mahasiswa di Malaysia. Penyanyi berkacamata itu rela bolak-balik negeri jiran-Indonesia untuk tetap menggelar konser di tanah air.

"Meski sekarang kuliah di Malaysia, saya rela datang ke Indonesia untuk menghibur penggemar saya," kata Afghan saat menggelar konser untuk ratusan penggemarnya di Hotel Labersa, Pekanbaru, Riau, Sabtu (19/3) malam.

Penyanyi muda berbakat  itu merupakan mahasiswa suatu perguruan tinggi di  Kuala Lumpur jurusan marketing dan arts. Di hadapan ratusan "Afghanisme", sebutan untuk fans fanatiknya, Afghan tak sungkan mengakui masih kesulitan membagi waktu kuliah dengan menyanyi. Apalagi ada kendala jarak yang cukup jauh antara Malaysia dan Indonesia.

"Banyak hal yang mengganggu, tapi biarlah. Sekarang saya disini untuk menghibur Pekanbaru," kata Afghan yang langsung disambut histeria penggemarnya.

Konser penyanyi bernama lengkap Afghan Syah Reza itu berlangsung sangat meriah, penuh sesak dengan "Afghanisme" yang mayoritas kaum wanita muda. Mengenakan setelah jas yang necis lengkap dengan dasi, Afghan membawakan lagu-lagu andalannya yang telah akrab di telinga penonton. Tembang populer seperti "Sadis", "Terima Kasih Cinta", "Dia Dia Dia", "Bukan Cinta Biasa", dan "Bawalah Cintaku", sukses menciptakan paduan suara dari ratusan penggemarnya.

Penampilan penuh energi dari Afghan dengan vokalnya yang prima, seakan menghangatkan Kota Pekanbaru yang pada malam itu diguyur hujan deras.

Seakan belum cukup dengan itu, Afghan juga seakan mencurahkan perasaan batinnya saat membawakan lagu "Aku Pasti Kembali" yang dipopulerkan oleh duo "Pasto".

"Afghan pasti kembali pada dirimu...," ujar Afghan yang sengaja menyisipkan namanya di dalam lirik lagu.
(F012/F001)
Editor: Aditia Maruli
 (Antara News Edisi : 20 Maret 2011)

Kontras: Pemerintah Harus Serius Bongkar Kasus Teror

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Pekerja Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, mengatakan, pemerintah harus bersungguh-sungguh membongkar kasus teror bom yang membuat keresahanan di masyarakat.

"Pemerintah (kepolisian) harus membongkar siapa pelakunya. Jangan ada lagi diskriminasi untuk membongkar pelaku terornya," kata Haris usai memperingati HUT Kontras ke-13 di Kantor Kontras, Jakarta, Minggu.

Ia pun merasa aneh bahwa munculnya kasus teror bom bertepatan dengan menguaknya isu penyalahgunaan wewenang yang dilansir Wikileaks dalam surat kabar harian Australia beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pelaku teror bom, tidak memiliki niat untuk menyakiti korbannya, namun hanya ingin menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Targetnya tidak hanya kepada mereka pro demokrasi, tapi gereja, dan warteg. Bukan melukai, tapi ingin meresahkan publik. Pesan dari pelaku teror, negara tidak memiliki kemampuan melindungi publik," ucapnya

Haris berharap aparat intelijen yang ada benar-benar sigap untuk mengatasi persoalan teror bom yang seringkali terjadi belakangan ini.

"Kalau aparat intelijen bekerja, namun tidak membuahkan hasil, maka ada kesia-siannya bahwa aparat tidak memberikan perlindungan kepada warganya," ujar Haris.

Sejak teror bom pada Selasa (16/3) di Utan Kayu, rangkaian bom tidak berhenti mengancam Jakarta dan sekitarnya.

Pada Sabtu (19/3), dua teror bom negatif terjadi di Univeritas Muhammadiyah dan Pasar Minggu, sedangkan satu bom berhasi diledakkan Tim Gegana Mabes Polri di rumah mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Pur) Is Sukandar di Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat.(*)

(T.S037/I007)

Editor: Ruslan Burhani

 (Antara News Edisi : 20 Maret 2011)


Back to Beranda : http://hidayatullah-dayatblog.blogspot.com/

Gajah Liar Blokir Jalan Perumahan di Duri

Pekanbaru (ANTARA News) - Seekor induk gajah bersama dua ekor anaknya sejak Minggu pagi memblokir jalan masuk komplek perumahan Cendana di RW 01 RT 03 Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.

"Hingga malam ini, tiga ekor gajah masih berada di jalan beraspal yang merupakan jalan menuju perumahan Cendana," ujar salah seoang warga masyarakat, Berton Panjaitan, saat menghubungi ANTARA dari Duri, Minggu malam.

Ia mengatakan, perumahan Cendana yang berada di samping komplek Chevron merupakan perumahan guru. Kawasan pemukiman tersebut memang acap didatangi kawanan gajah liar.

Menurut dia, serombongan gajah pada Minggu subuh mulai berdatangan ke areal perumahan tersebut. Hingga siang hanya tiga ekor gajah yang bertahan yakni seekor induk dan dua anaknya.

Keberadaan hewan berbadan besar itu di jalan beraspal yang menghubungkan jalan lintas utama Duri dengan komplek perumahan tersebut, menjadi perhatian masyarakat.

"Tiga ekor gajah liar ini tidak mau pergi walau telah diusir masyarakat. Hingga malam ini kami masih ronda dengan membuat api serta meriam bambu, namun gajahnya cuek aja," ungkap Berton.

Menurut dia, gajah tersebut malah rebahan di jalan beraspal di bawah tiang listrik dan masyarakat yang bermukim di perumahan Cendana sejak pagi tidak ada yang berani melewati jalan tersebut untuk keluar dari perumahan itu.

Ia mengatakan, pihaknya sudah berupaya melapor ke pihak berwajib dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam di Pekanbaru, namun belum ada tanda-tanda gajah liar itu ditangani secepat mungkin.

"Kami melihat kondisi dua ekor anak gajah tersebut lemah. Mungkin dia sakit sehingga induknya tetap bertahan disitu. Kami juga tidak dapat menolong karena kuatir induk gajah mengamuk," kata Berton yang mengaku dia bersama masyarakat tidak berani berada dalam jarak dekat dengan gajah tersebut.(*)

(E010/A027)

Editor: Ruslan Burhani

(Antara News Edisi : 20 Maret 2011)


Back to Beranda : http://hidayatullah-dayatblog.blogspot.com/ 

Sabtu, 19 Maret 2011

Heboh, Potongan Kaki di TPA Sukawinatan

Palembang - Warga sekitar tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Sukawinatan mendadak heboh. Tadi malam (18/3), sekitar pukul 21.00 WIB ditemukan potongan kaki kanan. Penemunya, Sukardi pemulung yang tinggal disekitar TPA Sukawinatan.
Potongan kaki itu mulai dari betis hingga ujung jari kaki. Di potongan kaki sebelah kanan ini ditemukan 12 sayatan senjata tajam (sajam). "Tadi saya sedang memulung (mencari sampah). Lalu ketemu bungkusan plastik kuning. Waktu dibuka, isinya potongan kaki ini. Juga ada 10 jarum, 7 masih ada jarumnya dan 3 lagi tidak ada jarum. Juga sekitar 10 kapas berbentuk cotton bud", jelasnya.
Penemuan itu langsung dilaporkannya kepada petugas kontrol TPA Sukawinatan, Muzakar (40). Diduga, sampah itu diangkut truk antara pukul 17.00-200.00 WIB. Namun belum diketahui oleh truk sampah mana dan dari mana asal sampahnya. "Kemungkinan, dari wilayah IT I dan IB I. Ada pula kemungkinan sampah emergency rumah sakit,"ucapnya.

Mendapatkan informasi itu, jajaran Polsek Sukarami pun turun kelapangan. Juga piket SPK, iden, Kasatreskrim dan Kapolresta Palembang Kombes Pol. Cahyo Budisiswanto langsung turun ke lokasi penemuan. "Kita akan indentifikasi dengan ambil DNA dan sidik jari dari potongan kaki ini, " ungkap Cahyo.
Pihaknya akan menyelidiki asal sampah yang salah satunya memuat bungkusan berisi potongan kaki yang diduga dari seorang pria berusia 25 tahun tersebut. Kepolisian belum bisa memastikan apakah potongan kaki itu akibat mutilasi atau kejadian lainnya.

"Bisa jadi ada potongan tubuh lain, makanya kita lakukan penyelidikan. Untuk barang bukti ini dibawa ke kamar mayat dulu, " tukasnya. (mg19/46)


(Sumatera Ekspres edisi : 19 Maret 2011)

Bocah 7 Tahun Dicabuli Satpam Perumahan BI

MEDAN - Seorang petugas keamanan di Perumahan BI, Medan, Sumatera Utara, bernama Syahputra (26) diamankan Polsek Helvetia, Medan, Kamis (17/3) malam lalu. Penangkapan terhadap satpam itu didasari dugaan pemerkosaan terhadap AL, bocah perempuan yang masih berumur 7 tahun.

Informasi yang dihimpun POSMETRO MEDAN (JPNN Group), sekira pukul 10.30 Wib Kamis (17/3) lalu AL sedang bermain sepeda di Komplek Perumahan BI di Jl Ampera I, Sei Sekambing Medan. Namun entah kenapa, tiba-tiba rantai sepeda yang ditumpangi bocah AL terlepas.

Pada waktu yang bersamaan, Syahputra melintas. AL yang masih duduk di bangku Kelas I SD itu pun minta tolong kepada Syahputra untuk membetulkan rantai sepedanya yang lepas. Kemudian, Syahputra pun membawa sepeda mini AL ini ke Pos Security.

Syahputra juga mengajak AL turut serta ke pos satpam. Di depan Pos security, Syahputra yang berbadan tegap ini pun coba memperbaiki sepeda milik AL.

Awalnya, Syahputra mencari kawat untuk membetulkan rantai yang lepas. Namun kawat yang diinginkan tergantung pada genteng pos satpam. Akhirnya Syahputra yang mengaku masih lajang, mengangkat tubuh AL untuk mengambil kawat yang tergantung di asbes Pos Security itu.

Saat itulah nafsu bejat Syahputra timbul. Bukanya mengambil kawat, dengan cepat Syahputra pun menurunkan AL. Kemudian, dengan penuh nafsu Syahputra memegang-megang kemaluan AL. Bukan itu saja, kemaluan Syahputra ini pun digesek-geseknya ke tubuh AL.

Karena kemaluanya digerayangi, bocah kecil ini pun menjerit kesakitan. Mengetahui akan hal itu, Syahputra pun langsung melepaskan tanganya dan menyuruh bocah ini pulang.

Dengan kondisi menangis pulang ke rumah, AL pun langsung memberitahukan kepada Aminah (39) ibunya. Dengan perasaan emosi, Aminah langsung membawa anaknya itu ke Pos Security untuk menemui Syahputra. Namun sayang, Syahputra pun tidak berada lagi di Pos Security.

Satu jam menunggu di pos itu pun Syahputra tidak menampakkan batang hidungnya. Dengan bantuan para tetangga, Aminah pun kembali ke Pos Security tempat Syahputra bekerja. Ternyata saat dijumpai, Syahputra sedang duduk manis di kursi plastik Pos Security itu.

Dengan emosi, warga dan Aminah pun langsung menarik tangan sang security itu keluar Pos. Namun, saat ditanya Syahputra tidak mengakui perbuatanya yang hampir saja menghancurkan masa depan sang bocah ingusan itu. Karena tidak mengakui, Aminah pun menjemput AL ke rumahnya.

Nah saat dipertemukan dengan AL, Syahputra pun tidak bisa berbicara banyak. "Tadi dipegang-pegangnya punya ku om, abang ini yang megang anuku," ujar AL.

Mendengar perkataan anaknya itu, Aminah pun langsung menampar Syahputra dan diikuti oleh warga lainya. Bisa ditebak, puluhan warga yang sudah emosi ini pun melayangkan pukulanya ke wajah Syahputra.

Polisi pun datang ke lokasi. Tidak berapa lama, Polisi dari Mapolsekta Medan Helvetia pun langsung memboyong syahputra untuk diperiksa. Saat diruangan pemeriksaan, Syahputra mengaku belum sempat melakukan pencabulan terhadap AL.

"Aku cuma pegang-pegang tadi bang, belum sempat kumasukkan. Aku takut karena dia (AL) langsung menjerit," ujar Syahputra kepada POSMETRO MEDAN.

Bukan itu saja, lelaki yang setahun bekerja sebagai tenanga pengamanan di Komplek Perumahan BI ini mengaku sebelumnya tidak berpikiran untuk melakukan melakukan perbuatan cabul itu. "Tadi memang dia kuangkat mau ambil kawat, kan sepedanya rusak. Karena kutengo makanya aku tiba-tiba langsung pengen bang," ujarnya sembari menutup wajahnya.

Sementara Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Sutrisno Hady mengaku masih melakukan pemeriksaan terhadap Syahputra. "Korbannya dulu kita periksa, kalau tersangka kita masukkan dulu ke sel," ujar Sutrisno.(Fit)

(JPNN edisi : 19 Maret 2011)

Panik Massal Bom Sibukkan Gegana : Teroris Mulai Mengincar Instalasi Vital

JAKARTA - Kelompok bom buku pasti senang luar biasa. Dengan modal sedikit, kepanikan sebagai tujuan teror tercapai di Ibukota. Hingga tadi malam, setidaknya ada tujuh laporan bom dari warga yang ternyata palsu.

Namun, meski tahu kalau palsu, pasukan Jihandak (penjinak bahan peledak) Gegana tetap meledakkan paket itu. Di antaranya paket berupa sepatu bermerek Tremor di Condet, Jakarta Timur. Juga, paket buku untuk warga di jalan Metro Kencana Pondok Indah.

Satu yang benar-benar terkonfirmasi sebagai bom, diletakkan di perumahan Kota Wisata Bogor. Paket mencurigakan ditemukan sekitar pukul 09.30 WIB oleh tukang sapu Perumahan Kota Wisata, bernama Mini, di klaster 55 yang berjarak 1 kilometer dari pintu masuk Perumahan Kota Wisata. Paket mencurigakan itu berupa kotak yang dililit lakban coklat dengan tulisan "Ini Bom" dan "Allahuakbar" di bagian luarnya.

Tukang sapu tersebut melapor ke petugas keamanan kompleks yang langsung mengecek bungkusan itu. Merasa curiga, petugas keamanan melapor ke Polsek Gunung Putri. Sekitar 10 menit kemudian polisi datang ke lokasi. Khawatir paket itu berisi bom sungguhan, petugas polisi akhirnya melapor ke Polda Jawa Barat.

Sekitar pukul 10.00 WIB petugas Jihandak datang ke lokasi, membawa paket mencurigakan itu menjauh dari pemukiman penduduk. Paket dibawa ke lapangan Kampung China yang berjarak 3 kilometer dari lokasi semula. Tapi, belum sempat dijinakkan, paket yang diduga kuat berisi bom itu meledak sendiri sekitar pukul 11.30 WIB.

Kapolres Bogor AKBP Dadang Rahardja memastikan paket itu adalah bom. "Karena meledak sebelum dilakukan disposal analisis awal menggunakan timer," kata Dadang.

Bom dengan timer ini berbeda teknik dengan bom buku yang menggunakan trigger (pemantik) picu. Bom buku tidak akan meledak jika pemantik itu tidak dikotak katik. "Petugas juga menemukan bahan logam," katanya.

Sumber Jawa Pos di lapangan menyebut meski menggunakan timer, namun rangkaian bom itu sama. "Juga menggunakan bahan potassium chlorat dan low exsplosive," katanya.

Namun, karena meledak lebih awal maka rangkaian tidak diketahui secara detail. "Tapi, dari penempatan bom itu, menunjukkan teroris mulai mengincar objek vital. Sebab , itu di dekat gardu listrik dan jika meledak maka satu Bogor bisa padam," katanya.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menjelaskan penyelidikan secara serius sedang dilakukan untuk mengetahui jaringan ini. Dimulai dari penyusuran kurir buku yang mengantar bom ke Ulil Abshar Abdala.

Ciri-ciri fisik kurir itu, yakni tinggi sekitar 165 cm, bertubuh sedang, kulit sawo matang, berjenggot tipis, dan berusia sekitar 30 tahun. Saat mengantarkan paket, pria itu mengenakan jaket berwarna gelap dan memakai topi.

Boy mengatakan, pihaknya berharap agar masyarakat melapor ke kepolisian terdekat jika melihat atau mengenali pria itu. "Polri sangat harapkan adanya partisipasi masyarakat untuk mempersempit ruang gerak mereka," ucapnya.

Untuk saat ini, kata Boy, pihaknya belum berencana menyebar salinan sketsa wajah ke berbagai lokasi strategis. "Sementara ini, kita masih minta bantuan media," kata dia.

Boy juga meminta masyarakat tidak panik. "Tetap tenang, dan tidak terpengaruh dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab," katanya.

Kekhawatiran akibat ancaman bom ke beberapa individu belakangan ini sudah benar-benar meluas. Meski ternyata terbukti bukan paket bom, salah seorang Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan, sempat mencurigai kiriman paket buku dari orang yang tidak dia kenal di kantornya, Gedung Nusantara III DPR Lantai 4, Senayan, Jakarta, kemarin.

"Setelah diteliti oleh tim gegana, sudah disimpulkan tidak ada bom dalam paket yang di temukan di DPR. Isinya murni buku, ada sepuluh buku," kata Kapolresto Jakarta Pusat Kombes Pol Hamidin ketika dihubungi, kemarin (18/3).

Walaupun bukan bom, dugaan adanya paket bom itu sempat mengejutkan DPR. Keberadaannya diketahui pertama kali oleh Naril, staf dari Taufik sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika akan berkemas pulang, Naril melihat sebuah paket terbungkus amplop putih yang dikirim melalui jasa pengiriman TIKI.

Paket itu sudah berada di atas meja kerja Taufik. Naril yang merasa curiga atas bentuk fisik paket itu menanyakan kepada Novi. Novi sendiri adalah staf Setjen DPR RI yang salah satu tugasnya menerima paket kiriman.

Dari resi pengiriman, diketahui bahwa pengirim paket bernama Iwan Sustiawan dan mengatasnamakan Lembaga Penelitian dan Pengkajian Indonesia (LPPI), beralamat di Jalan Tambak No 20 D, Pegangsaan Jakarta Pusat. Paket seberat lima kilogram itu, berisi buku yang berjudul Jejak Hitam Tentang Ahmadiyah.

Merasa masih curiga, Naril lantas melaporkan paket itu kepada Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR RI. Pamdal kemudian meneruskan kepada PAM Obvit yang mengontak tim gegana Polda Metro Jaya. Pada pukul 17.17 WIB, dua tim gegana tiba di tempat kejadian perkara di lantai empat ruang pimpinan DPR. Tim gegana juga mensterilkan ruang lobi DPR RI sebagai lokasi disposal paket yang diduga bom itu.

Sekitar pukul 17.30 WIB, tim gegana dengan perlengkapannya langsung menuju lantai empat DPR RI. Sekitar 20 menit kemudian, tim Gegana sudah membawa paket itu ke bom blanket. Kemudian, tim gegana memasukkan paket itu ke dalam tong bom, untuk langsung dibawa ke tempat aman. Tim gegana pun kemudian melakukan penyisiran demi mensterilkan lokasi, demi mengantisipasi tidak ada paket serupa.

Taufik Kurniawan sendiri mengharapkan kedepannya pengawasan terhadap berbagai paket seperti ini bisa lebih diperketat, mengingat saat ini pengiriman paket bom marak. Jangan sampai paket-paket bom seperti itu lolos ke dalam gedung DPR. "Kita harapkan kewaspadaan semua orang di lingkungan DPR ini lebih ditingkatkan," ujarnya.

Sebagai informasi lantai empat gedung Nusantara III adalah tempat dimana para pimpinan DPR berkantor diantaranya Anis Matta dan Taufik Kurniawan. Sementara Marzuki Alie, Priyo Budi Santoso, Pramono Anung di lantai 3. Selain pimpinan DPR, gedung Nusantara III juga dihuni oleh pimpinan MPR dan DPD.

Secara terpisah, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) juga sempat dilapori staf-stafnya di Wahid Institute soal kedatanganm pria misterius di kantor lembaga yang didirikan mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut. Satpam kantor di Jl. Amir Hamzah, Jakarta, yang merasa curiga sempat meminta tanda pengenal terhadap seseorang tak dikenal itu. Namun, yang bersangkutan mengelak dan buru-buru meningalkan lokasi.

"Ketakutan memang sudah terlanjur meluas, tapi bangsa ini tetap tidak boleh kalah oleh teror-teror yang ada, apapun motifnya," ujar Yenny Wahid, saat dihubungi, tadi malam. Menurut dia, agenda teror harus dilawan oleh seluruh elemen masyarakat. "Tetap tenang dan jangan mudah terpancing pula untuk ikut-ikutan melakukan tindak kekerasan terhadap apapun dan siapapun," imbuh putri alamarhum Gus Dur tersebut.

Aksi teror bom kembali marak beberapa hari terakhir. Salah satu perhatian tertuju pada lemahnya kinerja intelijen dalam mengantisipasi terjadinya teror tersebut. Menanggapi hal itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan akan ada evaluasi terhadap kerja intelijen.

"Tentu akan ada evaluasi terhadap apa yang dilakukan dalam sistem intelejen kita," kata Julian usai acara penyampaian SPT Tahunan di Kantor Pusat Ditjen Pajak, kemarin. Menurut dia, presiden sudah memberikan arahan pada saat sidang kabinet bahwa tugas lebih berat ada pada aparat intelijen. "Untuk bertindak dan mengidentifikasi lebih dini ancaman bom yang muncul," sambungnya.

Terkait dengan aksi teror bom di kawasan Kota Wisata, Cibubur, yang hanya berjarak satu kilometer dari kediaman SBY di Cikeas, menurut Julian, belum ada permintaan untuk memperketat pengamanan di Cikeas. "Dalam konteks pengamanan presiden, sudah ada protapnya (prosedur tetap). Ada SOP yang sudah menjadi acuan," kata Julian.

Menurut Julian, saat ini menjadi tugas aparat kepolisian dan intelijen untuk melakukan investigasi terhadap aksi teror dan ancaman yang mungkin terjadi. Dia juga meminta peran serta dari masyarakat jika mengetahui apabila ada hal-hal yang mencurigakan. "Tidak boleh dibiarkan ada hal yang mengusik rasa aman masyarakat. Itu yang dipesankan bapak presiden," tuturnya. (rdl/dyn/fal)

(JPNN : 19 Maret 2011)